Tim Pemenangan Khofifah-Emil Kritik Keras KPU dan Bawaslu Trenggalek Soal Dugaan Money Politik

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Ketua Tim Pemenangan Khofifah-Emil untuk Kabupaten Trenggalek, Mugianto, menyampaikan kritik tajam terhadap kinerja KPU dan Bawaslu Trenggalek terkait mencuatnya dugaan praktik politik uang (money politics) dalam Pilgub Jawa Timur 2024.

Mugianto mengklaim bahwa pasangan Khofifah-Emil unggul sementara dengan perolehan suara 56-57 persen berdasarkan rekapitulasi 80 persen data yang masuk. Menurutnya, perolehan ini diraih tanpa tindakan-tindakan curang seperti politik uang yang dinilainya mencoreng demokrasi.

“Alhamdulillah, kami menang di semua kecamatan di Trenggalek,” ujarnya.

Dari data sementara, pasangan Khofifah-Emil mendapat 56 persen suara, Risma-Gus Hans 39 persen, dan Luluk-Lukman 4,5 persen.

“Kami berkomitmen menjaga integritas calon kami tanpa melakukan hal-hal yang tidak baik, seperti money politics,” ujar Mugianto saat ditemui di posko tim pemenangan, Senin (27/11).

Namun, Mugianto menyayangkan dugaan politik uang yang terjadi di beberapa wilayah di Trenggalek. Ia menilai hal ini sebagai catatan buruk bagi demokrasi, terutama di tingkat lokal dan regional Jawa Timur. Kejadian seperti ini sungguh disayangkan. Apalagi tidak ada gerakan nyata atau tindakan tegas dari Bawaslu.

“Kalau Bawaslu tidak mampu bekerja maksimal, lebih baik dibubarkan saja. Fungsi pengawasan seakan-akan tidak ada,” tegasnya.

Selain itu, Mugianto juga menyoroti rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Trenggalek, yang hanya mencapai sekitar 60 persen. Ia mengkritik KPU yang dianggap gagal dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Karena pemerintah daerah sudah mengalokasikan anggaran besar untuk mendukung KPU, tapi hasilnya tidak maksimal.

“Sosialisasi terhadap calon pemilih bisa dikatakan gagal. Ini yang sangat kami sayangkan,” ujarnya.

Mugianto juga menyinggung pernyataan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, terkait adanya dugaan “titipan” dalam keanggotaan KPU dan Bawaslu.

“Saya rasa apa yang disampaikan Pak Tito ada benarnya. Kita patut mengevaluasi bagaimana kinerja penyelenggara pemilu ini,” imbuhnya.

Meski demikian, Mugianto memastikan bahwa tim pemenangan Khofifah-Emil tetap menjaga ketenangan dan tidak melakukan tindakan provokatif. Ia berharap ke depannya peran KPU dan Bawaslu dapat lebih maksimal dalam memastikan proses demokrasi berjalan dengan bersih dan adil.

“Dengan segala dinamika yang terjadi, kami ingin peran KPU dan Bawaslu lebih terlihat. Jika memang mereka tidak mampu, harus ada langkah konkret untuk memperbaiki sistem ini,” pungkasnya.(CIA).