Strategi Baru Mas Ipin, Tekan Kemiskinan Lewat Sentra Ekonomi Kerakyatan

oleh
oleh

Trenggalek, bioztv.id – Meski angka kemiskinan ekstrem di Trenggalek berhasil ditekan hingga 0 persen pada 2023-2024, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, atau akrab disapa Mas Ipin, mengakui masih ada tantangan besar. Saat ini, sebanyak 73.000 jiwa di Trenggalek masih berada dalam kategori miskin. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

“Memang kedalaman kemiskinan kita naik. Ini menunjukkan mereka yang masih miskin adalah kelompok yang berada di bawah garis kemiskinan yang saat ini sudah tidak miskin. PR kita adalah membantu mereka melampaui garis kemiskinan tersebut,” ujar Mas Ipin.

Untuk menjawab tantangan ini, Mas Ipin menggandeng berbagai organisasi non-pemerintah (NGO) melalui pendekatan sosial engineering. Ia mengajak semua pihak untuk merancang solusi berbasis kerakyatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat miskin di Trenggalek.

“Kami tidak ingin kebijakan hanya datang dari pemerintah. Justru kami ingin mendengar usulan dari masyarakat, karena mereka yang tahu apa yang cocok dan relevan dengan kehidupan mereka, imbuh Mas Ipin.

Mas ipin mencontohkan, misalnya, jika ada sentra industri tahu yang bahan bakunya kedelai, bisa dihubungkan agar warga miskin menjadi penyedia bahan baku kedelai tersebut. Dengan begitu, mereka yang masih berada digaris kemiskinan bisa terlibat langsung dalam rantai ekonominya.

Mas Ipin juga menyebutkan bahwa pemerintah sedang mengkaji program makan bergizi yang diarahkan untuk mendukung rumah tangga miskin. Rencananya, bahan pangan yang digunakan dalam program tersebut akan dibeli langsung dari keluarga miskin, sehingga manfaatnya dapat dirasakan ganda: meningkatkan nutrisi sekaligus pendapatan keluarga miskin.

“Kami ingin program makan bergizi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menjadi peluang ekonomi. Misalnya, bahan baku untuk program tersebut bisa disuplai dari rumah-rumah pangan keluarga miskin. Jadi ada multiplier effect yang tercipta,” jelasnya.

Meningkatnya indeks kedalaman kemiskinan, menurut Mas Ipin, menunjukkan bahwa kelompok yang tersisa adalah mereka yang berada jauh di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu, strategi yang digunakan harus lebih inklusif dan memberdayakan.

Dengan pendekatan berbasis kebutuhan masyarakat dan optimalisasi sentra ekonomi kerakyatan, Mas Ipin optimis upaya pengentasan kemiskinan di Trenggalek akan berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.

“Ini tantangan kita, bagaimana menciptakan solusi yang bisa menjangkau mereka dan membantu mereka keluar dari jurang kemiskinan,” tutupnya.(CIA)