Terusir Meski di Dalam Kubur, Pemindahan 435 Makam Demi Bendungan Bagong Trenggalek

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Pembangunan Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, membawa dampak besar, bukan hanya bagi warga yang masih hidup, tetapi juga bagi mereka yang telah lama bersemayam di dalam kubur. Sebanyak 435 makam di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, harus dipindahkan karena area tersebut akan menjadi bagian dari genangan bendungan.

Proses pemindahan makam ini sudah berlangsung selama sekitar satu minggu dan masih akan terus berlanjut hingga seluruh makam berhasil dipindahkan. Sekretaris Desa Sumurup, Jarwoto, mengatakan bahwa pemindahan dilakukan ke beberapa lokasi sesuai dengan keinginan ahli waris.

“Pemindahan makan ada yang ke pemakaman Tumpak Mulyo, Prambon, Punden, Bromo, dan Winong. Ini sesuai keinginan masing masing ahli waris,” ujar Jarwoto.

Proses pemindahan makam ini tidak ada batas waktu yang ditentukan. Targetnya semua makam bisa dipindahkan, baik yang ada ahli warisnya maupun tidak.

“Kami melihat situasi dan kondisi di lapangan. Jika hujan, maka sementara dihentikan,” jelas Jarwoto.

Untuk proses pemindahan makam ini, ahli waris juga mendapatkan kopensasi sebesar Rp 4 Juta. Kompensasi tersebut diberikan setelah makam dibongkar dan dipindahkan ke lokasi pemakaman baru. Bagi makam yang masih ada ahli warisnya, proses pemindahan dilakukan masing masing ahli waris. Sedangkan makam yang sudah tidak ada ahli warisnya pemindahan makam akan dilakukan oleh panitia.

“Semua makam yang ada disini dipastikan akan dipindah,” jelas Jarwoto.

Sebelum dilakukan pembongkaran, masyarakat setempat menggelar ritual adat dan doa bersama sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur. Ritual ini dilakukan sehari sebelum pembongkaran, tepatnya pada 25 Januari 2025.

“Ritual adat ini penting sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang telah berpulang. Kami ingin memastikan pemindahan dilakukan dengan baik dan sesuai tata cara,” tambahnya.

Pemindahan makam ini dilakukan secara hati-hati. Ahli waris membongkar makam leluhur mereka terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengecekan untuk memastikan keabsahan ahli waris.

“Pemindahan makam ini juga mengikuti prosedur kesehatan dan diawasi oleh aparat keamanan,” pungkas Jarwoto.

Bendungan Bagong sendiri merupakan proyek strategis nasional (SN) yang digadang-gadang mampu meningkatkan daerah irigasi seluas 1.021 hektare dan mendukung kebutuhan air baku di Trenggalek. Selain itu, bendungan ini juga berfungsi untuk mengurangi debit air Sungai Bagong hingga 78,44%, melakukan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Bagong, serta meningkatkan potensi pariwisata daerah.

Dibangun dengan tipe urugan zona berinti tegak, Bendungan Bagong memiliki tinggi puncak 82 meter dan panjang 620 meter dengan kapasitas tampung mencapai 17,4 juta meter kubik air. Luas genangannya sendiri mencapai 73,45 hektare, mencakup wilayah Desa Sumurup dan Sengon.

Proses pembangunan bendungan ini mengalami keterlambatan dari jadwal semula. Target penyelesaian yang sebelumnya ditetapkan pada 2024 kini molor hingga 2025, bahkan hingga akhir tahun lalu, proses pembebasan lahan masih belum sepenuhnya rampung.(CIA)