TRENGGALEK, bioztv.id – Hampir sepuluh bulan setelah tanah gerak meluluhlantakkan Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, puluhan warga akhirnya melihat titik terang. Pemerintah Kabupaten Trenggalek mulai membangun 27 unit hunian sementara (huntara) untuk korban yang masih bertahan di posko darurat atau menumpang di rumah kerabat.
Sekretaris Daerah Trenggalek, Edy Supriyanto, menjelaskan bahwa progres pembangunan sudah mencapai 45 persen. Ia menargetkan seluruh unit rampung pada 20 Oktober 2025.
“Untuk di Desa Ngrandu ini ada 27 unit rumah yang kami bangun, prosesnya sekarang sekitar 45 persen. Kami targetkan selesai 20 Oktober agar warga terdampak segera bisa menempati,” ujar Edy, Rabu (1/10/2025).
Sejak tanah bergerak pada akhir Desember 2024, 119 warga meninggalkan rumah mereka. Retakan tanah yang semakin lebar membuat perkampungan tidak lagi layak huni. Selama berbulan-bulan, sebagian pengungsi bertahan di posko seadanya, sementara lainnya menumpang di rumah saudara. Kini, pemerintah menghadirkan huntara semi permanen agar warga hidup lebih aman.
“Setelah huntara jadi, semoga bisa segera mereka tempati. Mereka akan lebih nyaman dibanding tinggal di pengungsian,” tambah Edy.
Selain rumah, pemerintah juga menyiapkan fasilitas pendukung. Pemkab Trenggalek menggandeng Baznas dan Pramuka Trenggalek Peduli untuk membangun masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
Edy mengakui, bencana tanah gerak tidak hanya melanda Ngrandu. Beberapa kecamatan lain juga mengalami kerusakan serius. Karena itu, pemerintah akan melakukan relokasi secara bertahap.
“Pemerintah akan berusaha menuntaskan dampak bencana, tapi memang harus bertahap. Saat ini fokus di Ngrandu dulu, kemudian menyusul lokasi lain,” tandasnya.(CIA)
Views: 76

















