TRENGGALEK, bioztv.id – Warga Dusun Temon, Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek, selangkah lagi akan terbebas dari ancaman banjir. Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas telah merencanakan pembangunan tanggul permanen. Prosesnya kini tinggal menunggu kesepakatan resmi dari para pemilik lahan.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, atau akrab disapa Mas Ipin, menjelaskan bahwa proses relokasi dan pembangunan tanggul telah memasuki tahap finalisasi administrasi. Pembangunan dapat segera dimulai setelah warga bersedia menyerahkan sebagian lahannya untuk lokasi tanggul.
“Informasinya, sekarang kita hanya menunggu kesediaan warga untuk menyerahkan lahannya. Jika sudah ada kesepakatan bermaterai, pembangunan tanggul bisa segera dikerjakan,” kata Mas Ipin.
Menurutnya, pembangunan tanggul ini sangat krusial untuk menekan potensi banjir yang sering menggenangi permukiman warga setiap musim hujan. Terlebih lagi, selama beberapa tahun terakhir, banjir di kawasan itu semakin parah karena banyaknya material sisa proyek pembangunan Bendungan Bagong yang terbawa arus dan menyumbat aliran sungai.
“Saya juga sudah berkomunikasi langsung dengan Kepala BBWS dan Kementerian PUPR. Bahkan melalui Pak Menteri, mereka telah menurunkan tim kaji cepat untuk segera mengeksekusi pembangunan begitu dokumen warga rampung,” imbuhnya.
Untuk relokasi warga Dusun Temon sendiri, sebagian besar penduduk lebih memilih untuk merelokasi ke lahan pribadi mereka. Mereka tidak menginginkan relokasi terpusat karena mayoritas sudah memiliki lahan di seberang sungai. Pemerintah daerah pun siap memfasilitasi pembangunan rumah relokasi di atas lahan pribadi tersebut.
“Jumlahnya hanya 11 rumah saja. Jika tanahnya sudah clean and clear, dan itu memang lahan mereka, kami tinggal membantu membangunkan rumahnya. Relatif lebih ringan,” jelas Mas Ipin.
Pemerintah berencana mengajukan rencana pembangunan rumah relokasi ini ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Jika tidak, Pemkab Trenggalek juga akan mengupayakannya melalui anggaran daerah.
Sebelumnya, kawasan Dusun Temon kerap menjadi sorotan karena sering terdampak banjir yang disertai lumpur dan batu besar yang terbawa arus sungai. Kondisi ini muncul setelah proyek Bendungan Bagong menyisakan tumpukan material di sekitar aliran sungai. Saat hujan deras, material tersebut ikut terbawa arus hingga menimbun permukiman dan lahan pertanian warga.
BBWS Brantas sendiri menyatakan telah menyiapkan sejumlah langkah teknis lanjutan untuk memulihkan kawasan terdampak dan memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali. (CIA)
Views: 92

















