Korban Longsor Depok Minta Relokasi Dekat Lahan Garapan, Bupati Trenggalek Pastikan Keamanan

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Pemerintah Kabupaten Trenggalek sedang menggodok rencana relokasi 71 kepala keluarga (KK) korban longsor Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Warga terdampak meminta lokasi relokasi tidak jauh dari lahan pertanian mereka.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, atau akrab disapa Mas Ipin, menegaskan relokasi ini sangat mendesak. Pasalnya, permukiman warga saat ini berada di zona rawan bencana. Potensi longsor susulan masih mengancam.

“Keselamatan warga menjadi prioritas utama kami. Kepala desa sudah mengusulkan lokasi relokasi. Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap membantu pembangunan rumah. Tapi, kami tetap mengkaji kelayakan lahannya agar warga tidak pindah ke lokasi berisiko.”kata Mas Ipin.

Pemerintah Kabupaten Trenggalek kini menunggu hasil kajian teknis Badan Geologi. Kajian ini penting untuk memastikan keamanan calon lokasi relokasi. Mas Ipin menekankan, relokasi tidak hanya sekadar memindahkan warga, tetapi juga memastikan kawasan baru benar-benar aman dari potensi bencana.

“Jangan sampai relokasi hanya menggeser titik, tetapi tetap masuk zona rawan. Kami meminta tim geologi melakukan kajian mendalam sebelum relokasi,” tegasnya.

Warga terdampak menyambut baik rencana relokasi. Namun, mereka berharap lokasi baru tidak jauh dari tempat mereka bekerja. Sebagian besar warga Desa Depok bergantung hidup dari hasil kebun dan ladang di sekitar desa.

“Kami sepakat relokasi, tapi syaratnya jangan jauh-jauh. Jika jauh dari kebun, kami mau makan apa?”ungkap Sugeng Asmoro, Kepala Desa Depok.

Sugeng menjelaskan, dari 71 KK terdampak, 15 KK memilih relokasi di lahan pribadi. Sisanya akan direlokasi ke lahan yang pemerintah siapkan.

“Warga trauma setiap musim hujan. Mereka was-was tiap malam takut longsor lagi. Sekarang yang penting cepat, tapi lokasi harus jelas, aman, dan tidak memutus mata pencaharian warga.” tambahnya

Longsor hebat melanda Desa Depok pada 19 Mei 2025. Bencana ini merusak 10 rumah, tiga di antaranya rata dengan tanah. Enam warga sempat tertimbun material longsor. Tim SAR menemukan keenam korban meninggal dunia setelah operasi berhari-hari.

Sejak kejadian itu, sebagian warga masih mengungsi. Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menyalurkan bantuan air bersih dan menyiagakan patroli di area rawan.

“Kami terus berpatroli dan membantu distribusi air bersih sambil menunggu relokasi rampung. Jangan sampai ada korban lagi.” tutup Mas Ipin. (CIA)

Views: 80