Wereng Coklat Menggila di Trenggalek, Sawah Gosong dalam 2 Hari, 10 Hektare Gagal panen

oleh
oleh

TRENGGALEK. bioztv.id – Serangan hama wereng coklat di Trenggalek semakin menggila. Dalam tempo singkat, hama ini mampu mengubah hamparan padi hijau menjadi kering dan gosong. Sedikitnya 10 hektare sawah di kabupaten ini sudah mengalami puso, alias gagal panen total.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek, Imam Nurhadi, menegaskan laju perkembangan wereng coklat sangat luar biasa, apalagi di musim “kemarau basah” seperti sekarang ini.

“Satu induk wereng bisa menghasilkan 200 hingga 900 telur, dan dalam cuaca yang mendukung, hampir semua menetas. Begitu populasinya meledak, padi bisa mati dalam 2–3 hari,” ungkapnya.

Cuaca Jadi Pemicu Ledakan Populasi

Kondisi malam hari yang lembap karena hujan, disusul terik siang yang panas, menjadi surga bagi wereng coklat untuk berkembang biak. Siklus hidupnya pun sangat cepat, sehingga populasi yang awalnya kecil bisa berubah menjadi ribuan hanya dalam hitungan minggu.

“Begitu jumlahnya di satu rumpun padi lebih dari 200 ekor, habislah tanaman itu. Mereka mengisap cairan batang hingga tanaman kering,” jelas Imam.

Hama ini telah menyerang hampir semua kecamatan, termasuk Gandusari, Kampak, dan yang paling parah di Durenan. Baik padi yang masih muda maupun yang siap panen sama-sama rentan.

“Kalau penanganannya sudah telat, tidak ada obatnya. Panen bisa gagal total,” kata Imam.

Respon Darurat: Pestisida Gratis dan Gerdal Serentak

Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengirimkan lebih dari 1 ton pestisida gratis untuk mendukung gerakan pengendalian hama (Gerdal) serentak. Namun, keberhasilan pengendalian ini sangat bergantung pada kecepatan dan kedisiplinan petani.

“Ada yang saat tim datang, petaninya tidak ada. Dua hari kemudian, lahannya sudah gosong semua. Ini tidak bisa ditunda,” tegas Imam.

Petani diminta rutin mengecek bagian bawah batang padi, tempat wereng sering bersembunyi. Jika menemukan lebih dari 20 ekor per rumpun, mereka harus segera menggunakan pestisida kimia.

“Kalau sedikit, bisa pakai organik. Tapi kalau sudah ratusan, tidak ada pilihan lain selain kimia,” pungkas Imam.(CIA)

Views: 48