Krisis Siswa Sekolah Negeri di Trenggalek, Dikpora Akui Banyak Sekolah Swasta Yang Bagus

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Trenggalek respon serius fenomena krisis siswa baru di sejumlah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri. Pasalnya, saat ini banyak sekolah minim pendaftar, bahkan ada yang hanya menerima satu hingga dua murid, dan satu sekolah nihil pendaftar pada tahun ajaran baru 2025 ini.

Kepala Dinas Dikpora Trenggalek, Agus Setyono, mengakui penurunan drastis jumlah pendaftar saat Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) SD Negeri tahun ini. Kondisi ini tidak hanya terjadi di wilayah pinggiran, tetapi juga melanda beberapa kecamatan yang sebelumnya relatif aktif.

“Ada 35 Seklah yang jumlah peneriman siswanya tahun ini minim, bahkan satu diantaranya tidak mendapatkan siswa sama sekali,” ujarnya.

Menurut Agus beberapa faktor memengaruhi tren penurunan jumlah siswa baru, mulai dari minimnya lulusan TK hingga pergeseran permukiman warga dampak relokasi.

“Misalnya di satu TK hanya ada tiga lulusan, dan dari jumlah itu hanya satu yang masuk ke SD terdekat, sisanya ke sekolah lain,” ungkap Agus.

Meski demikian, Agus menegaskan proses kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan. Walaupun hanya mendapatkan satu siswa baru, aktivitas pendidikan tetap terlaksana karena itu adalah hak anak untuk menerima layanan pendidikan yang layak.

“Walaupun satu siswa, sekolah tetap buka. Karena di situ ada kakak kelasnya juga, dan proses pendidikan wajib berjalan,” tegas Agus.

Jika kondisi minimnya siswa ini berdampak pada keberlanjutan jam mengajar guru di sekolah, Dikpora akan memberikan alternatif penanganan.

“Jika jumlah jam mengajar tidak mencukupi, kami akan lakukan penataan guru,” jelas Agus.

Pergeseran Permukiman Jadi Penyebab Utama Krisis Siswa di Trenggalek

Salah satu contoh paling ekstrem terjadi di SDN 3 Sumurup, Kecamatan Bendungan, yang tahun ini tidak mendapatkan satu pun siswa baru. Kondisi ini dipicu relokasi warga ke tempat baru. Akibatnya, anak-anak di wilayah tersebut lebih memilih sekolah yang dekat dengan tempat tinggal barunya.

“Ada beberapa wilayah yang warganya direlokasi. Akhirnya sekolah di tempat lama tidak kebagian murid. Mau tidak mau, anak-anak ikut sekolah di dekat rumah barunya,” jelas Agus.

Wacana Regrouping dan Daya Saing Sekolah Swasta Unggulan

Meskipun regrouping sekolah pada tahun-tahun sebelumnya sudah ditiadakan, kondisi kekurangan siswa tahun ini menjadi bahan evaluasi. Namun, Agus menyatakan bahwa keputusan regrouping tetap harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati, mengingat jarak antar wilayah di Trenggalek cukup jauh.

“Dulu kebijakannya tidak diregrouping karena demi mendekatkan pelayanan pendidikan. Tapi dengan kondisi sekarang akan kembali dipertimbangkan,” imbuhnya.

Di sisi lain, persaingan antara sekolah negeri dan swasta juga menjadi salah satu faktor signifikan. Saat ini, banyak sekolah swasta mampu menawarkan layanan pendidikan dan fasilitas lebih menarik, ditambah berbagai program ekstrakurikuler unggulan.

“Sekarang banyak sekolah swasta yang bagus, dan sebenarnya sekolah negeri juga sudah menyesuaikan diri,” tegas Agus.

Berikut beberapa sekolah negeri di Trenggalek yang mengalami krisis siswa pendaftar tahun 2025:

  • SDN 3 Sumurup (0 siswa)
  • SDN 1 Kendalrejo (1 siswa)
  • SDN 1 Gembleb (1 siswa)
  • SDN 3 Pogalan (2 siswa)
  • Dan puluhan sekolah lain yang hanya mendapatkan 2-3 pendaftar.

Di jenjang SMP, kondisi serupa juga terjadi. SMPN 2 Gandusari dan SMPN 2 Suruh masing-masing hanya mencatat 8 siswa pendaftar.

Dinas Pendidikan memastikan, mereka akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait fenomena ini, termasuk mempertimbangkan pemetaan ulang wilayah sekolah.

“Ini menjadi perhatian bersama. Evaluasi akan terus kami lakukan,” tutup Agus.(CIA)

Views: 165