TRENGGALEK, bioztv.id – Kondisi Jalan Nasional Pacitan-Trenggalek kembali mendapat sorotan publik. Tanah ambles di KM 28+350 wilayah Dusun Plapar, Desa Cakul, Kecamatan Dongko, yang terjadi Sabtu malam (28/6/2025), hingga kini baru menerima penanganan sementara. Padahal, jalan ini merupakan akses vital yang menghubungkan dua kabupaten di pesisir selatan Jawa Timur.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali hanya menutup lubang jalan dengan urukan dan lapisan agregat. Sementara itu, arus kendaraan diberlakukan sistem buka-tutup karena kondisi belum sepenuhnya aman.
Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, membenarkan bahwa amblesnya jalan ini dipicu hujan deras ekstrem sejak Sabtu hingga Minggu. Saat ini, BBPJN sedang melakukan survei geoteknik untuk memastikan rencana penanganan permanen.
“Lokasi ambles berada di KM 28+350. Hujan deras menyebabkan longsoran di sekitar konstruksi jalan nasional,” ujar Triadi.
Untuk sementara, BPBD menyiapkan terpal penutup agar air hujan tidak langsung meresap ke tanah retak, sekaligus memasang rambu peringatan di lokasi rawan.
“Setelah hasil penelitian keluar, baru kami melakukan perbaikan permanen. Sementara, upaya darurat tetap berjalan agar akses kendaraan tidak putus total,” tambahnya.
Tak hanya merusak jalan, bencana ini juga mengancam rumah warga. Salah satunya dialami Rinanto, warga RT 5 RW 04 Dusun Bandung, Desa Pandean, yang rumahnya tepat di depan SDN 5 Cakul mengalami retakan di beberapa bagian. Bahkan, air sempat muncul dari dalam lantai kamar tidurnya saat kejadian.
Tugiono (58), tetangga Rinanto, menyebut peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Awalnya muncul suara gemuruh dan tanah retak kecil, hingga akhirnya melebar di malam yang sama.
“Ada suara seperti ‘tar’ di dekat sekolah. Lama-lama retakannya makin lebar, warga akhirnya mengungsi ke rumah tetangga,” kata Tugiono.
Kini, Rinanto bersama keluarganya memilih meninggalkan rumah karena khawatir terjadi ambles susulan. Ironisnya, rumah yang baru direnovasi itu kini tak lagi aman dihuni.
“Kasihan, rumah baru direnovasi menghabiskan banyak biaya, sekarang malah kena ambles. Dapur retaknya terus melebar,” imbuh Tugiono.
Pantauan di lapangan menunjukkan, anak-anak di sekitar lokasi terlihat mengatur lalu lintas kendaraan yang antre bergantian melintas. Jalur ini memang satu-satunya akses vital Trenggalek-Pacitan.
“Kemarin ada remaja yang membantu mengatur lalu lintas. Sekarang anak-anak kecil bergantian menjaga karena belum ada petugas resmi,” tutur Tugiono.
Mengingat jalur ini merupakan urat nadi transportasi selatan Jawa Timur, warga berharap pemerintah pusat melalui BBPJN segera merealisasikan penanganan permanen. Pasalnya, kerusakan jalan nasional di wilayah ini bukan kali pertama terjadi.(CIA)
Views: 10

















