TRENGGALEK, bioztv.id – Perayaan HUT Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) ke-24 di Trenggalek tidak hanya dimeriahkan dengan berbagai acara budaya. Event ini menjadi momentum penting dalam mendorong komitmen daerah terhadap pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Sedangkan salah satu fokusnya adalah perdagangan karbon.
Dalam momen workshop bertajuk “Ekonomi Hijau dan Pembangunan Rendah Karbon untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Daerah”, menjadi wadah bagi para pemimpin daerah untuk bertukar ide dan pengalaman dalam mengimplementasikan kebijakan ramah lingkungan di wilayah masing-masing. Workshop nasional ini digelar di Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek, dan dihadiri oleh berbagai kepala daerah dari seluruh Indonesia,
“Salah satu topik yang menarik perhatian besar dalam workshop ini adalah perdagangan karbon,” kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, atau yang akrab disapa Mas Ipin.
Lebih lanjut Mas Ipin menyampaikan optimismenya terhadap potensi perdagangan karbon untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan mendorong ekonomi hijau.
“Perdagangan karbon merupakan langkah strategis untuk mewujudkan ekonomi lestari,” jelas Mas Ipin.
Dengan kondisi Folu Net Sink, diamana kapasitas karbon yang diproduksi lebih rendah daripada kekuatan untuk menyerap karbon. Kabupaten Trenggalek diyakini memiliki potensi besar dalam perdagangan karbon. Dengan harga jual Rp 3.000 per kilogram, potensi pendapatan dari perdagangan karbon ini sangatlah signifikan.
“Kabupaten Trenggalek memiliki surplus karbon 24 juta ton per tahun, yang dapat dioptimalkan melalui perdagangan karbon,” Kata Mas Ipin.
Melihat peluang besar ini, Mas Ipin menawarkan kerjasama dengan PT Jwalita Energi Trenggalek (JET), BUMD Kabupaten Trenggalek, kepada daerah lain yang ingin terlibat dalam perdagangan karbon.
“PT.JET siap membantu dalam hal assessment, pelaporan, pendampingan penjualan karbon, dan menjadi HUB untuk menghubungkan dengan pihak-pihak terkait, “ Imbuh Mas Ipin.
Workshop ini menandakan komitmen kuat dari para pemimpin daerah di Indonesia untuk mendukung pembangunan ramah lingkungan dan ekonomi hijau. Perdagangan karbon menjadi salah satu solusi inovatif untuk mencapai tujuan tersebut, dengan memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi daerah dan masyarakat.
“Perdagangan karbon bukan hanya tentang menambah PAD, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” terang Mas Ipin.
Kabupaten Trenggalek menjadi contoh ideal dalam mengimplementasikan kebijakan ramah lingkungan dan perdagangan karbon. Kerjasama antar daerah dan BUMD seperti PT.JET menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi perdagangan karbon.
“Workshop nasional ini menjadi platform penting untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia, “ imbuhnya.
Perayaan HUT APKASI ke-24 di Trenggalek tidak hanya meriah, tetapi juga meninggalkan pesan penting tentang pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam mewujudkan pembangunan ramah lingkungan dan ekonomi hijau yang berkelanjutan.(CIA).