Pelit Sosialisasi, Normalisasi Sungai Ngasinan Rugikan Warga Kelutan Trenggalek

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Proyek normalisasi Sungai Ngasinan di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek, menuai sorotan tajam. Warga tidak hanya mempertanyakan manfaatnya, tetapi juga menyoroti dampak buruk yang muncul. Minimnya sosialisasi dan dugaan penyerobotan lahan membuat sejumlah masyarakat merasa dirugikan.

Normalisasi sungai bertujuan mengurangi risiko banjir. Namun, di lapangan, proyek yang dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) justru menimbulkan masalah. Warga menduga pihak proyek mengambil sebagian lahan tanpa izin, sementara limbah material mencemari lingkungan sekitar.

Warga Kehilangan Lahan dan Tanaman

Muhammad Androngi, warga Ngasinan, menuturkan bahwa pihak proyek awalnya hanya menaruh sedimen hasil pengerukan di tanah milik warga. Namun, belakangan pihak proyek malah menguasai lahan tersebut.

“Dulunya, normalisasi sungai hanya menaruh sedimen normalisasi di sebagian lahan kami. Tapi sekarang seperti menguasai lahan saya di pinggir sungai itu, kan sama saja menyerobot” kata Androngi.

Ia menambahkan, pihak proyek tidak pernah memberi tahu pemilik lahan terdampak jika akan ada proyek normalisasi dan dampaknya. bahkan ganti rugi atas tanaman yang rusak hingga kini juga tidak kejelasan.

“Mereka tidak pernah sosialisasi, baik lewat RT, kelurahan, maupun pihak terkait. Padahal lahan saya ada di pinggir sungai,”jelas Androngi.

Keluhan serupa datang dari Musrini, nenek yang tinggal di tepi sungai. Ia mengaku kaget ketika alat berat tiba-tiba menggusur pohon-pohonnya tanpa pemberitahuan jauh hari sebelumnya.

“Alat berat menggusur tanaman saya berupa pohon jati, mindi, dan mangga. Kalau mereka memberi tahu, mungkin bisa saya jual dulu ke pedagang,” ujarnya.

Musrini menegaskan, pihak proyek maupun kelurahan tidak pernah memberi sosialisasi terkait kegiatan ini.

“Karena tidak ada pemberitahuan, saya hanya bisa pasrah. Sama sekali tidak ada sosialisasi dari pihak kelurahan,” tandasnya kecewa.

Polusi Debu dan Kemacetan

Warga lain, Taqim dari Kelutan RT 14 RW 5, juga mengeluhkan dampak proyek di sekitar Jembatan Ngasinan. Ia menilai proyek ini mengganggu kenyamanan masyarakat.

“Truk bak terbuka mengangkut limbah normalisasi tanpa penutup terpal. Material tercecer di jalan, debu mengganggu warga, warung, sampai pengendara. Truk-truk itu melintas di jalan nasional tanpa penanganan yang baik. Seharusnya ada sosialisasi dan langkah pencegahan,” tegas Taqim.

Ia juga mengkritik penempatan rambu lalu lintas proyek yang tidak tepat.

“Karena rambu tidak dipasang benar, pengendara sering kaget ketika pekerja proyek tiba-tiba menghentikan kendaraan untuk memberi jalan truk proyek,” tambahnya.(CIA)

Views: 295