Efisiensi Anggaran 50% Ancam Pembangunan Infrastruktur Pariwisata & Event Wisata di Trenggalek

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Pembangunan infrastruktur pariwisata di Kabupaten Trenggalek terancam mandek akibat kebijakan efisiensi anggaran yang akan diterapkan pada 2025. Selain itu sejumlah event wisata rutin juga terancam kehilangan anggaran.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek, Sunyoto, mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut dari Pemerintah Kabupaten terkait sistem penerapan efisiensi anggaran.

“Menyikapi Inpres 1 Tahun 2025, kami masih dalam tahap meraba-raba. Yang jelas, efisiensi harus dilakukan, tetapi kami masih menunggu petunjuk dari pemerintah kabupaten terkait apa saja yang harus diefisiensi,” ujar Sunyoto, Senin (19/2).

Sunyoto menjelaskan, beberapa kegiatan yang kemungkinan besar akan terdampak efisiensi antara lain perjalanan dinas, rapat-rapat koordinasi antardaerah, studi banding, dan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, di era digital seperti sekarang, kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilakukan secara virtual melalui platform seperti Zoom Meeting atau Google Meet.

“Rapat-rapat atau koordinasi antardaerah yang jaraknya jauh tidak perlu lagi dilakukan secara fisik. Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk efisiensi waktu dan anggaran,” tambahnya.

Selain itu, penyelenggaraan event pariwisata yang selama ini menjadi magnet bagi ekonomi masyarakat juga berpotensi terdampak. Menurut Sunyoto, pihaknya tengah mempertimbangkan apakah jumlah event akan dikurangi atau hanya sekadar menyesuaikan anggaran setiap event agar tetap berjalan dengan optimal.

“Kami perlu berpikir keras, karena event-event yang selama ini digelar berdampak langsung terhadap masyarakat, terutama dalam pengembangan ekonomi lokal. Jadi, perlu dikaji lagi, apakah mengurangi jumlah event atau hanya mengurangi anggarannya,” imbuhnya.

Efisiensi ini bahkan bisa berimbas pada pembangunan infrastruktur di destinasi wisata. Meski demikian, Sunyoto menegaskan bahwa prioritas tetap akan diberikan pada proyek yang dianggap mendesak.

“Kami mendapat informasi bahwa efisiensi bisa mencapai 50 persen dari berbagai kegiatan. Infrastruktur di destinasi wisata pun tidak menutup kemungkinan terdampak. Namun, kami masih akan mengkaji urgensi dari setiap proyek pembangunan,” tegasnya.

Untuk menentukan langkah strategis, Disparbud Trenggalek berencana mengumpulkan seluruh bidang di dinasnya, guna membahas efisiensi yang akan diterapkan. Sunyoto mengakui, diskusi informal dengan timnya sudah dilakukan, namun keputusan final masih menunggu arahan dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

“Kami masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari TAPD terkait tata cara efisiensi ini. Hari ini kami akan membahasnya lebih mendalam dengan tim di masing-masing bidang,” pungkasnya.(CIA)