TRENGGALEK, bioztv.id – Kabupaten Trenggalek mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) E-sport Jawa Timur 2024. Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Manggala Praja Nugraha ini berlangsung selama 3 hari, yakni sejak 25-27 Oktober 2024. Event ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai Kabupaten dan Kota se jawa Timur.
Event Kejurprov E-sport Jawa Timur 2024 ini resmi dibuka oleh Penjabat Sementara (Pjs.) Bupati Trenggalek, Dyah Wahyu Ermawati, dan Ketua Esport Indonesia (ESI) Jawa Timur, Brigjen Pol Rudy Trenggono.
Dalam sambutannya, Pjs. Bupati Dyah Wahyu Ermawati mengakui bahwa awalnya ia belum sepenuhnya memahami olahraga ini. Namun, setelah mendengarkan paparan dari Ketua ESI Jatim, ia menyadari bahwa esport bukan sekadar permainan, melainkan sarana penting untuk membangun generasi muda di era digital.
“Dengan kemampuan dan wadah yang tepat, anak-anak muda kita bisa berkembang, bahkan meraih prestasi di tingkat internasional,” ujar Dyah Wahyu.
Dyah juga menyampaikan apresiasinya kepada 27 kontingen dari berbagai kabupaten/kota yang berpartisipasi. Antusiasme para peserta menunjukkan bahwa olahraga ini tidak hanya diminati, tetapi juga menjadi ajang unjuk ketangkasan yang membutuhkan latihan serius.
“Kami merasa terhormat menjadi tuan rumah Kejurprov ini,” imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa esport harus dipandang positif dan dapat dijadikan profesi. Karena, bermain game bukanlah sesuatu yang buruk jika dilakukan secara sehat dan kompetitif.
“Kompetisi ini membuka peluang karier dan potensi penghasilan yang sangat menjanjikan,” tambah Dyah.
Ketua ESI Jatim, Brigjen Pol Rudy Trenggono, menyoroti bahwa Jawa Timur telah melahirkan banyak atlet esport berbakat yang berhasil menembus kancah nasional hingga internasional. Bahkan, beberapa klub internasional kini memiliki pemain asal Jawa Timur.
“Jatim adalah salah satu pusat perkembangan esport, termasuk sebagai lokasi pertandingan di level Asia Tenggara. Ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki anak-anak muda kita,” kata Rudy.
Rudy mengungkapkan bahwa salah satu atlet asal Banyuwangi bahkan berhasil meraih penghasilan hingga Rp75 juta per bulan dari kontrak dengan klub luar negeri, belum termasuk bonus kemenangan.
“Ini bukti bahwa esport bisa menjadi sumber income yang nyata dan membuka peluang profesi baru,” jelasnya.
Rudy menambahkan, ESI Jatim berencana memperluas edukasi dan kompetisi esport hingga ke sekolah-sekolah. Pihaknya ingin memperkenalkan esport sebagai bagian dari olahraga yang memiliki masa depan cerah.
“Namun, tantangannya adalah menyadarkan guru dan orang tua bahwa hobi ini bisa menjadi karier jika dikelola dengan benar,” ujarnya.
Rudy juga menekankan pentingnya manajemen waktu bagi para atlet. Pemain harus memahami pentingnya istirahat agar refleks tetap terjaga.
“Bermain lebih dari dua jam justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan performa,” tegasnya.
Kejurprov E-sport Jatim 2024 ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang mencari atlet berbakat, tetapi juga membuka mata masyarakat bahwa esport adalah cabang olahraga masa depan.
“Kami ingin membentuk ekosistem esport yang sehat dan berkelanjutan. Tidak hanya untuk mencetak juara, tapi juga untuk membangun kesadaran bahwa esport bisa menjadi jalan hidup profesional,” pungkas Rudy.(CIA)