TRENGGALEK, bioztv.id – Ada haru yang tak bisa disembunyikan dari raut wajah Wakil Ketua Komisi II DPRD Trenggalek, Murkam, saat kembali melangkahkan kaki ke SD Negeri Pakel, Kecamatan Watulimo. Sekolah dasar sederhana yang dulu menjadi tempatnya belajar membaca dan menulis kini menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya hingga menduduki kursi legislatif.
Kamis, 17 April 2025, bertepatan dengan momen silaturahmi Idulfitri 1446 Hijriah, Murkam menggelar kunjungan bertajuk Sambang Alumni ke SDN Pakel. Ia tidak datang sendirian, tetapi didampingi Kepala Desa Pakel, Suwasis, yang tak lain adalah teman sekelasnya saat duduk di bangku SD, serta Koirudin, Kepala MI Pakel yang juga mantan Ketua BPD Desa Pakel.
“Saya sekolah di sini sejak tahun 1979 sampai 1985. Di sinilah pertama kali saya belajar mengeja, membaca, dan menulis. Tempat ini punya arti besar dalam hidup saya,” kenang Murkam dengan mata berbinar.
Anggota Fraksi PKB DPRD Trenggalek ini masih ingat betul nama-nama para guru yang pernah mendidiknya. Beberapa di antaranya kini telah tiada, namun jasa mereka tetap abadi di hati Murkam.
“Guru-guru saya dulu seperti Pak Sardji, Pak Ahmad Badhowi, Pak Mulyadi, Bu Susini, dan banyak lagi. Sebagian besar sudah wafat. Semoga Allah SWT menempatkan mereka di tempat terbaik. Dan bagi yang masih hidup, saya doakan panjang umur dan sehat selalu,” ungkap politisi dari Fraksi PKB itu dengan nada penuh penghormatan.
Tak hanya mengenang guru, Murkam juga mengisahkan sosok Kepala Sekolah kala itu, yakni Bapak Soeradji. Ternyata, Soeradji adalah teman ayahnya semasa sekolah di era penjajahan Belanda, sebuah kisah lintas generasi yang mengikat nilai sejarah dan pendidikan dalam satu garis kehidupan.
Kini, meski para guru pengajarnya telah berganti generasi, semangat membangun pendidikan di desa tetap hidup. Murkam merasa bahagia melihat bahwa sebagian besar guru SDN Pakel saat ini adalah anak-anak dari teman sekolahnya dulu.
“Melihat mereka mengajar di tempat yang sama di mana dulu kami belajar, rasanya seperti melihat lingkaran kehidupan yang utuh. Ini bukti bahwa pendidikan memang menjadi warisan terbaik,” tuturnya.
Kunjungan ini bukan hanya soal nostalgia, tapi juga menjadi pengingat bahwa setiap orang besar pernah belajar dari tempat yang sederhana. Murkam berharap kisahnya bisa memotivasi generasi muda di desa untuk tidak pernah menyerah mengejar mimpi.
“Tak ada yang tak mungkin. Saya tumbuh di desa, belajar dari guru-guru desa, tapi Alhamdulillah bisa mengabdi untuk masyarakat. Semua itu berawal dari sini, dari SDN Pakel,” pungkasnya.(CIA)
Views: 1