TRENGGALEK, bioztv.id – Setelah molor dari jadwal, Sekolah Rakyat Trenggalek akhirnya resmi beroperasi pada Selasa (30/9/2025). Program pendidikan alternatif ini seharusnya mulai berjalan sejak Agustus, tetapi pemerintah daerah menunda karena ingin memastikan kesiapan fasilitas.
Sekolah Rakyat sementara menempati bekas kantor Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker). Di tahap awal, 69 siswa dari berbagai kecamatan sudah mendaftar. Mereka menempuh pendidikan mulai tingkat SD hingga SMP.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, mengakui keterlambatan itu. Ia menegaskan bahwa pemerintah lebih memilih menyiapkan fasilitas secara matang sebelum menerima siswa.
“Saat ini ada 69 siswa, mulai tingkat SD hingga SMP. Untuk rombongan belajar SMA masih belum ada. Sistemnya berbasis asrama, ada ruang makan dan ruang belajar sambil kami menunggu pembangunan sekolah permanen,” jelas pria yang akrab disapa Mas Ipin.
Sekolah Rakyat ke-50 dengan Sistem Asrama
Dengan peresmian ini, Trenggalek menjadi daerah ke-50 di Indonesia yang memiliki Sekolah Rakyat. Pemerintah merancang program ini sebagai pendidikan alternatif bagi anak-anak keluarga rentan, dengan konsep asrama agar siswa lebih fokus belajar.
Menurut Mas Ipin, Dinas Pendidikan menyiapkan tenaga pendidik, Dinas Kesehatan menugaskan tenaga medis, sementara pekerja sosial bertugas sebagai psikolog dan wali asuh asrama.
“Kami ingin siswa merasa nyaman, tidak hanya belajar akademik, tetapi juga mendapat dukungan kesehatan dan psikologis. Ke depan, kami juga akan membuka kelas untuk difabel agar sekolah bisa menjadi sekolah inklusi,” ungkapnya.
Tantangan Operasional Masih Mengadang
Meski sudah berjalan, Sekolah Rakyat Trenggalek masih menghadapi banyak pekerjaan rumah. Jadwal sempat molor, rombongan belajar SMA belum terbentuk, dan sarana masih menumpang di gedung sementara. Mas Ipin berjanji akan melakukan evaluasi rutin.
“Kami akan melakukan monitoring secara berkala agar Sekolah Rakyat betul-betul berjalan sesuai harapan,” tegasnya.
Di sisi lain, siswa menyambut positif. Dea Anandasari, siswi asal Kecamatan Munjungan, mengaku senang bisa belajar di sekolah baru ini.
“Senang bisa belajar di Sekolah Rakyat. Asramanya nyaman, banyak teman baru, dan ilmunya juga bertambah,” katanya.
Dengan status sebagai Sekolah Rakyat ke-50 di Indonesia, publik berharap Trenggalek mampu mengembangkan program ini agar tidak sekadar menjadi formalitas.(CIA)
Views: 16