TRENGGALEK, bioztv.id – Sengketa batas wilayah 16 pulau di selatan Jawa Timur antara Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung belum menemukan titik terang. Pemerintah Kabupaten Trenggalek masih menunggu undangan resmi dari Kementerian Dalam Negeri, yang sebelumnya berjanji akan menggelar pertemuan pada awal Juli 2025.
Kini sudah memasuki Agustus, namun belum ada panggilan atau keputusan final dari pusat. Ketidakpastian ini menimbulkan kegelisahan, sebab nasib 16 pulau itu menyangkut batas administratif, identitas daerah, hingga potensi sumber daya.
“Sampai hari ini kami belum menerima undangan lanjutan dari pusat,” kata Kepala Bagian Pemerintahan Setda Trenggalek, Teguh Sri Mulyanto.
Teguh mengaku pihaknya masih memaklumi jika agenda pusat padat. Ia memperkirakan pertemuan nanti akan langsung dipandu oleh Mendagri atau Sekjen.
Sengketa bermula dari ketidaksesuaian dokumen pusat dan daerah. RTRW Jawa Timur dan SK Gubernur No. 100.1.1-6117 Tahun 2022 mencatat 16 pulau itu sebagai milik Trenggalek. Namun, Keputusan Mendagri No. 300.2.2-2138 Tahun 2025 menyebut pulau-pulau itu masuk wilayah administratif Tulungagung.
Tumpang tindih regulasi ini membingungkan banyak pihak dan rawan memicu konflik di lapangan.
“Kami menunggu arahan pusat, karena keputusan akhir ada di sana,” ujar Teguh.
Awalnya sengketa hanya melibatkan 9 pulau, lalu bertambah menjadi 13. Dalam rapat lintas kementerian terakhir, jumlahnya meningkat menjadi 16 pulau.
Pulau yang disengketakan meliputi: Boyolangu, Anakan, Anak Tamengan, Tamengan, Solimo Lor, Solimo Tengah, Solimo Kulon, Solimo Wetan, Sruwi, Jewuwur, Karangpegat, dan Sruwicil. Tiga pulau tambahan yaitu Segunung, Sosari, dan Anak Susari.
Meski belum berpenghuni, wilayah ini punya nilai strategis karena menyimpan potensi sumber daya laut dan kekayaan alam lainnya. Sambil menanti musyawarah resmi antar daerah, Pemprov Jatim kini mengelola kawasan tersebut secara sementara.
Di sisi lain, Pemkab Trenggalek terus menyiapkan data pendukung untuk menghadapi mediasi berikutnya.
“Kami tidak tahu hasil akhirnya. Tapi kami berharap 16 pulau itu bisa kembali ke Trenggalek,” pungkas Teguh.(CIA)
Views: 23

















