Sisi Lain Internasional Durio Festival, Ada Tradisi Metri Durian Sebagai Wujud Syukur Petani Trenggalek

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Dalam rangkaian Internasional Durio Festival 2024, atau festival durian Internasional. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, pimpin tradisi Metri Durian. Sebuah ritual sedekah hasil panen durian yang sarat makna. Lebih dari sekadar tradisi. Metri Durian menjadi pengingat untuk menjaga kelestarian alam sebagai sumber keberkahan.

“Metri Durian ini merupakan warisan budaya leluhur yang harus kita lestarikan,” ujar Bupati Nur Arifin Alias Mas Ipin.

“Ini adalah wujud syukur kita atas limpahan panen durian yang melimpah, sekaligus menjadi pengingat untuk selalu menjaga alam agar terus memberikan manfaat bagi generasi mendatang.” imbuhnya.

Tradisi Metri Durian diawali dengan memandikan durian dan menanam bibit durian lokal hasil persilangan unggul. Ritual ini kemudian dilanjutkan dengan kenduri tumpeng durian raksasa dan pembagian durian gratis kepada masyarakat.

Salah satu pesan penting dari Metri Durian adalah pentingnya menjaga kelestarian hutan durian. Hutan durian seluas 650 hektar di Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo, menjadi sumber utama panen durian di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

“Ketika kita menjaga alam, alam akan memberikan kembali keberkahan kepada kita,” tandas Mas Ipin. Terlabih, hutan durian ini adalah aset berharga yang harus kita lindungi. “Dengan menjaga kelestariannya, kita memastikan panen durian yang melimpah dan berkelanjutan.”

Metri Durian tidak hanya menjadi tradisi lokal, tetapi juga berkembang menjadi daya tarik wisata yang unik. Festival Durian Trenggalek, yang dihelat bersamaan dengan Metri Durian, menarik wisatawan dari berbagai daerah untuk mencicipi durian lokal berkualitas dan merasakan atmosfer budaya yang kental.

Selain memacu kelestarian alam, Mas Ipin juga aktif mendorong pengembangan sektor durian di Trenggalek. Ia mendorong petani untuk meningkatkan kualitas durian lokal melalui teknik budidaya yang modern dan berkelanjutan.

“Kita harus terus berinovasi dan meningkatkan kualitas durian lokal agar bisa bersaing di pasar nasional dan internasional,” tutur Mas Ipin.

“Kita juga perlu membangun industri pengolahan durian hilir, seperti pembuatan pasta durian dan produk-produk lainnya, agar nilai tambah durian semakin meningkat.” Imbuhnya.

Melalui upaya pelestarian tradisi dan pengembangan sektor durian, Mas Ipin berharap Trenggalek dapat menjadi sentra durian unggulan di Indonesia. Mas Ipin juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam menjaga kelestarian alam dan memajukan potensi durian di Trenggalek.

Metri Durian di Trenggalek bukan hanya tradisi sedekah hasil panen, tetapi juga menjadi simbol pelestarian alam dan budaya. Tradisi ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu bersyukur atas limpahan alam dan menjaga kelestariannya demi keberlangsungan hidup manusia. (CIA)