Wayang Gaplek Trenggalek: Nostalgia Manis Jajanan Zaman Old yang Nyaris Punah

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Di tengah gempuran camilan modern, jajanan tradisional satu per satu mulai terlupakan. Salah satunya adalah wayang gaplek, camilan manis yang dulunya digemari anak-anak. Meski saat ini cukup sulit untuk mendapatkan jajanan Wayang Gaplek, namun di kabupaten Trenggalek ternyata masih ada yang melestarikannya.

Salah satu warga yang masih melestraikan jajanan tradisional wayahg Gaplek ini adalah, Musrini, Warga Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek. Menurut Musrini wayang gaplek sudah ada sejak 40 tahun lalu.

“Camilan ini dulunya dibuat oleh eyang buyut saya dan diteruskan oleh anak-anaknya hingga sekarang,” kata Musrini.

Wayang gaplek terbuat dari bahan dasar ampas ketela yang diolah menjadi gamblong. Gamblong kemudian dicampur dengan kunyit, bawang putih, dan garam, lalu dikukus selama 5 menit.

Setelah dikukus, adonan dibentuk menyerupai karakter wayang. Satu kilogram gamblong bisa menghasilkan 25 bentuk wayang.

“Pembuatannya simpel, hanya saja bahannya yang saat ini sulit dicari,” kata Musrini. “Ampas ketela atau gamblong sekarang banyak digunakan warga untuk makanan ternak.”

Wayang gaplek memiliki rasa manis dan tekstur yang renyah. Bentuknya yang menyerupai karakter wayang membuatnya semakin menarik dan digemari anak-anak.

“Dulu, wayang gaplek ini jajanan favorit anak-anak,” kata Musrini. “Sekarang, sudah jarang sekali yang tahu jajanan ini.”

Meskipun masih dilestarikan oleh keluarga Musrini, wayang gaplek terancam punah. Hal ini disebabkan oleh sulitnya mencari bahan baku dan minimnya minat generasi muda.

“Kami berharap generasi muda bisa belajar membuat wayang gaplek agar tradisi ini tidak punah,” kata Musrini.

Wayang gaplek adalah contoh jajanan tradisional yang sarat makna dan nilai budaya. Keberadaannya yang nyaris punah menjadi pengingat bahwa pentingnya menjaga tradisi dan warisan budaya bangsa.

Upaya pelestarian oleh keluarga Musrini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menjaga kekayaan kuliner tradisional Indonesia.(ARI)