Aksi “Sigaling”, Dari Ambulan Swadaya Hingga Santunan Yatim & Disabilitas di Trenggalek

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Ketulusan tak butuh panggung. Di tengah kesederhanaan, masih banyak tangan-tangan ringan yang diam-diam bergerak untuk sesama. Salah satunya dilakukan oleh Soegeng Kuncahyo, atau yang akrab disapa Cak Kun, warga Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek. Lewat layanan ambulans swadaya yang ia beri nama Siaga Lingkungan (Sigaling), ratusan nyawa telah ia bantu tanpa pernah mematok biaya.

Di halaman rumah sederhana Cak Kun, Sabtu (3/5/2025), suasana haru bercampur bahagia mewarnai penyerahan hibah ambulans kedua untuk Layanan Ambulans Sigaling. Tak hanya itu, 30 anak yatim piatu dan penyandang disabilitas juga menerima santunan uang tunai dan sembako semua berasal dari donasi seorang “hamba Allah” di Surabaya yang memilih tak disebut namanya.

“Alhamdulillah, hari ini kami dapat amanah lagi: satu ambulans Kijang 2002 untuk angkut pasien sakit. Yang Travelo 2009 tetap kami pakai khusus mengantar jenazah,” ujar Cak Kun, pencetus Sigaling, dengan mata berbinar.

Dari Gagal Pinjam Mobil Pemerintah hingga Lelang Ambulans Bekas

Kisah Sigaling berawal dari kegelisahan Cak Kun melihat warga Trenggalek kesulitan mengakses ambulans, terutama untuk keluarga miskin. Awalnya, ia berusaha meminjam mobil dinas pemkab yang menganggur, namun gagal. “Katanya mau dilelang. Akhirnya, saya ikut lelang ambulans bekas RSUD Dr. Soedomo dan menang satu unit,” ceritanya.

Dengan modal nekat, mobil bekas RSUD itu ia tukar tambah menjadi Toyota Travelo 2009 yang didapat dari lelang di salah satu rumah sakit di Surabaya. Kini, dengan tambahan Kijang hibah, Sigaling memiliki dua armada yang siap melayani 24 jam tanpa tarif tetap.

Tak Pilih Kasih: Antar Pasien Sampai Jakarta, Bayar Seikhlasnya

Sigaling dikenal warga karena prinsipnya: “Tidak ada pasien atau jenazah yang ditolak.” Cak Kun dan timnya pernah mengantar jenazah seorang diri ke Jakarta. Untuk pasien, mereka rutin melayani rute Trenggalek-Surabaya-Malang.

“Kemarin, ada keluarga pasien di Desa Sawahan, Watulimo, hanya bisa bayar Rp100 ribu. Ya kami antar sampai rumah, meski harus gotong pasien karena mobil tak bisa masuk,” kenangnya.

Operasional Sigaling mengandalkan swadaya dan donasi. Untuk antar kota, keluarga pasien biasanya hanya diminta menanggung BBM.

“Kami tidak pernah bicarakan tarif. Yang penting bantu sesama,” tegas Cak Kun.

Harapan: Sigaling Bisa Terus Mengabdi

Di tengah keterbatasan, Cak Kun berpesan kepada masyarakat: “Jangan ragu hubungi Sigaling. Kami tidak pilih-pilih pasien.” Ia juga berharap lebih banyak lagi “hamba Allah” yang tergerak mendukung layanan ini.

Fakta Sigaling :

  • 2 armada ambulans: Travelo 2009 (jenazah) + Kijang 2002 (pasien).
  • Layanan 24 jam: Tanpa tarif tetap, prioritaskan warga tidak mampu.
  • Jangkauan luas: Pernah antar jenazah ke Jakarta, rutin layani rute Trenggalek-Surabaya.
  • Contact WA : 082 228 151 551

“Layanan ini terbuka untuk siapa saja. Jangan sungkan untuk memanfaatkan layanan sigaling. kami nggak pernah bicara tarif. Yang penting pasien atau jenazah sampai ke rumah dengan selamat,” pesan Cak Kun.(CIA)

Views: 38