TRENGGALEK, bioztv.id – Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara terdampar di pesisir selatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Insiden yang terjadi di Pantai Konang, Desa Nglebeng, Kecamatan Panggul, ini memicu kekhawatiran serius karena lokasi karamnya kapal sangat dekat dengan kawasan nelayan dan konservasi penyu.
Kapal tongkang yang berasal dari luar daerah itu sebelumnya berlayar dari Selat Bali. Namun, saat melintas di perairan Panggul, ombak besar menghantamnya hingga akhirnya terdampar di bibir pantai.
Bupati Mendesak Kementerian Kelautan Segera Bertindak
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Mas Ipin, menegaskan perlunya tindakan cepat dari pemerintah pusat. Ia meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Dinas Kelautan Jawa Timur segera turun tangan menangani dampak insiden ini.
“Kami mendesak pihak berwenang untuk melakukan pemulihan pasca musibah ini. Evakuasi kapal dan pembersihan sisa tumpahan batubara harus segera kita lakukan agar kerusakan lingkungan tidak meluas,” tegas Mas Ipin.
Menurutnya, keberadaan tongkang yang kandas sangat rawan menimbulkan pencemaran. Jika kita biarkan, tumpahan batubara bisa merusak ekosistem laut, mencemari pesisir, dan mengganggu aktivitas nelayan yang menggantungkan hidupnya di kawasan tersebut.
Ancaman Serius untuk Konservasi Penyu
Yang tak kalah mengkhawatirkan, lokasi tongkang terdampar hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari Pantai Kili-Kili, pusat konservasi penyu yang sudah dikenal di Trenggalek.
Mas Ipin menyebut, pihaknya masih akan mengkaji dampak ekologis lebih lanjut bersama para ahli. Namun, ia tidak menampik potensi ancaman serius terhadap habitat penyu, mengingat satwa langka ini sangat sensitif terhadap perubahan kualitas lingkungan.
“Kedekatan lokasi ini dengan kawasan konservasi jelas harus jadi perhatian serius. Kami akan melibatkan para pakar untuk menilai dampak ekologisnya,” ujar Mas Ipin.
Bupati berharap kasus tongkang batubara ini tidak hanya menjadi insiden laut biasa. Ia menekankan perlunya mekanisme penanganan terpadu agar kejadian serupa tidak berulang.
“Kami minta ada tindak lanjut segera, baik dari Kementerian Kelautan maupun Pemerintah Provinsi. Jangan sampai nelayan dan ekosistem laut kita jadi korban,” pungkasnya.(CIA)
Views: 39

















