Tinjau Rumah Susu & Trenggalek Agro Park, Murkam Desak Pengelolan Bisnis Serahkan Pihak Ketiga

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Kabupaten Trenggalek menyimpan sejumlah aset daerah dengan potensi besar untuk mendorong Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun sayangnya, potensi itu masih jauh dari optimal. Beberapa aset bahkan hanya membebani anggaran dan gagal memberi manfaat ekonomi yang nyata. Dua contoh mencolok: Trenggalek Agro Park dan Trenggalek Milk House.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Trenggalek, Murkam, meninjau langsung dua aset tersebut dan menyampaikan kritik tajam. Ia menilai, Pemkab perlu segera memanfaatkan aset-aset itu secara konkret. Jika Pemkab tidak sanggup mengelola, ia menyarankan untuk menggandeng pihak ketiga yang berkompeten.

“Kalau memang pemda keberatan atau tidak punya SDM yang cukup untuk mengelola, ya dikerjasamakan saja. Kita tinggal terima hasilnya tanpa harus repot memikirkan teknis bisnisnya,” tegas Murkam dari Fraksi PKB.

Rumah Susu Sepi, Potensi Lokal Terlantar

Di Rumah Susu Trenggalek atau Trenggalek Milk House, Murkam hanya menemukan petugas jaga—tanpa satu pun konsumen. Padahal, lokasi ini awalnya dirancang sebagai pusat olahan susu lokal, baik dari sapi perah maupun kambing etawa.

“Saya datang ke Rumah Susu dan tidak melihat satu pun konsumen di sana. Hanya ada petugas jaga. Ini menandakan belum ada aktivitas pemasaran yang kuat,” ungkap Murkam.

Murkam akhirnya membeli berbagai jenis olahan susu yang tersedia sebagai bentuk dukungan terhadap produk lokal. Namun, ia menyayangkan minimnya promosi dan pengelolaan yang tidak serius. Menurutnya, aset seperti Rumah Susu seharusnya bisa menciptakan nilai tambah bagi peternak sekaligus menyumbang PAD.

“Potensinya besar, karena Trenggalek penghasil susu dan produk perikanan. Tapi kalau pengelolaannya setengah-setengah, ya percuma,” tambahnya.

Agro Park Tak Kunjung Dikelola Serius

Selain Rumah Susu, Murkam juga memeriksa kondisi Trenggalek Agro Park. Kawasan edukasi pertanian dan peternakan itu terletak di Jalan Soekarno Hatta, pusat kota Trenggalek. Dengan luas lebih dari satu hektare, tempat ini menyajikan konsep pertanian modern, taman bunga, kebun toga, hingga edukasi kalender tanam tradisional.

Namun, Murkam melihat minimnya aktivitas dan pemanfaatan yang tidak sebanding dengan potensi yang ada.

“Sangat disayangkan jika hanya dibangun, difoto, lalu dibiarkan. Agro Park ini bisa menjadi ikon wisata edukasi, bahkan tempat pelatihan petani muda. Tapi harus dikelola serius, bukan sekadar proyek,” kritiknya.

Optimalisasi Aset: Solusi PAD dan Pemberdayaan

Murkam menekankan pentingnya pengelolaan profesional untuk aset-aset daerah. Ia mendorong Pemkab membangun kolaborasi dengan pelaku usaha, komunitas, dan investor lokal agar pengelolaan tidak hanya efisien tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat.

“Jangan biarkan aset menjadi beban APBD. Ubah menjadi sumber pendapatan dan pemberdayaan masyarakat. Tapi itu hanya mungkin kalau pengelolaannya benar dan profesional,” tutupnya.(CIA)

Views: 143