TRENGGALEK, bioztv.id – Wacana Bupati Trenggalek untuk membekukan aktivitas perguruan pencak silat, menyusul insiden anarkis di Mapolsek Watulimo menuai respons dari berbagai pihak. Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Trenggalek, mengingatkan pentingnya kajian mendalam sebelum mengambil langkah pembekuan. Harapannya, agar keputusan yang diambil tidak bersifat generalisasi.
“Tindakan pembekuan harus didasarkan pada landasan hukum yang jelas dan harus melalui kajian yang obyektif. Jika pelanggaran dilakukan oleh oknum, jangan sampai seluruh perguruan pencak silat yang telah berkontribusi besar bagi daerah ikut terkena imbasnya,” tegas Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Trenggalek, Sigit Agus Hari Basuki, Kamis (25/1).
Menurutnya, pembekuan harus menjadi opsi terakhir yang diterapkan hanya pada perguruan yang secara nyata terbukti melakukan pelanggaran besar dan berdampak luas.
“Sebaliknya, jika tindakan tersebut hanya dilakukan oleh segelintir oknum, ia meminta pemerintah daerah mempertimbangkan kembali agar tidak menimbulkan stigma buruk terhadap dunia pencak silat,” imbuhnya.
Pembinaan Sebagai Solusi Jangka Panjang
Sigit juga menekankan pentingnya pembinaan yang lebih intensif oleh pemerintah daerah kepada organisasi pencak silat. Ia mengingatkan bahwa pencak silat adalah warisan budaya bangsa yang telah diakui UNESCO sebagai bagian dari kekayaan dunia.
“Pencak silat adalah olahraga yang luhur, yang mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan dan kehormatan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, sesuatu yang baik bisa berubah menjadi buruk,” jelas Sigit.
Oleh karena itu, Sigit berharap Pemkab Trenggalek melalui OPD terkait dapat memberikan pembinaan secara periodik kepada seluruh organisasi yang ada di Trenggalek.
“Khususnya untuk organisasi perguruan pencak silat yang ada di Trenggalek,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sigit menggarisbawahi bahwa pencak silat tidak hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga telah membawa kebanggaan bagi masyarakat Trenggalek. Dalam 15 tahun terakhir, atlet pencak silat asal Trenggalek secara konsisten menyumbangkan medali emas di berbagai kejuaraan, mulai dari tingkat kabupaten hingga ASEAN.
“Di balik insiden yang terjadi, ada sisi positif yang perlu kita apresiasi. Trenggalek punya sejarah panjang dalam mencetak atlet berprestasi di cabang olahraga ini. Jika sisi positif ini diberi porsi besar, kami optimis sisi negatif juga bisa diubah menjadi potensi yang lebih baik,” kata Sigit.
Harapan untuk Masa Depan Pencak Silat di Trenggalek
Sigit berharap insiden di Watulimo menjadi pelajaran berharga bagi seluruh perguruan pencak silat. Ia mengajak semua pihak, termasuk pemerintah dan perguruan silat, untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.
Dengan pendekatan yang lebih bijak, Sigit optimistis pencak silat di Trenggalek tidak hanya mampu mempertahankan warisan budaya, tetapi juga terus berkontribusi bagi prestasi olahraga Indonesia.
“Harapan kami, pemerintah tidak hanya melihat sisi negatif, tetapi juga sisi positif dari pencak silat. Dengan pembinaan yang tepat, kami yakin potensi konflik bisa ditekan dan pencak silat tetap menjadi kebanggaan Trenggalek,” pungkasnya.(CIA)
Views: 1