KPU Trenggalek, “Ada Yang Beranggapan, Hadir di TPS Memilih Kotak Kosong Sama Dengan Golput”

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Komisioner KPU Trenggalek, Imam Nurhadi atau akrab disapa Nuha, mengungkapkan bahwa ada sejumlah tantangan terkait partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2024. Salah satu tantangan tersebut adalah persepsi sebagian masyarakat yang menganggap bahwa memilih kotak kosong di tempat pemungutan suara (TPS) sama dengan golput.

“Bahkan ada yang mempunyai anggapan, hadir di TPS dengan memilih kotak kosong itu sama dengan golput. Ini tentunya berpengaruh terhadap partisipasi pemilih,” ujar Nuha.

KPU Trenggalek menargetkan partisipasi masyarakat sebesar 75 persen dalam Pilkada tahun ini. Target ini diyakini cukup realistis mengingat pada Pilkada 2020, partisipasi masyarakat hanya mencapai 68 persen.

“Saya rasa target segitu tidak terlalu muluk-muluk, karena di 2020 kemarin hanya 68 persen partisipasi masyarakat,” jelas Nuha.

Ia juga menambahkan, jumlah pasangan calon yang bertarung di Pilkada turut mempengaruhi tingkat partisipasi. Semakin sedikit jumlah pasangan calon, bisa membuat  yang datang ke TPS berkruang. Namun, Nuha menekankan bahwa keberadaan kotak kosong sebenarnya bisa memiliki dampak ganda, bisa menambah atau justru mengurangi partisipasi pemilih.

“Keberadaan kotak kosong bisa jadi menambah partisipasi pemilih, tapi juga bisa justru mengurangi tingkat partisipasi pemilih, ungkap Nuha.

Salah satu alasan keberadaan kotak kosong bisa menambah tingkat partisipasi itu karena daripada golput, mereka ingin memilih kotak kosong. Karena sebagain masyarakat punya anggapan tidak boleh golput,

“Saat masyarakat hadir ke TPS dan memilih yang ada gambar pasangan calon maupun memilih kotak kosong tanpa gambar, maka partisipasi mereka tetap akan dihitung,” terang Nuha.

Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 591.840, KPU Trenggalek berharap sekitar 443.880 pemilih akan hadir dan menggunakan hak pilihnya.(CIA)