Pulang ke Trenggalek, Emil Dardak Salurkan Air Bersih, Hadapi Kekeringan dengan Solusi Konkret

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Dampak kekeringan yang melanda Trenggalek semakin dirasakan oleh masyarakat, terutama di daerah pegunungan yang sulit mendapatkan akses air bersih. Menanggapi hal tersebut, Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, turun langsung menyalurkan bantuan air bersih di Dusun Kedungdowo, Desa Bendoagung, Kecamatan Kampak, Kamis (3/10).

Kehadiran Emil disambut hangat oleh warga yang sejak pagi telah bersiap dengan berbagai wadah, seperti jerigen, ember, hingga galon air minum.

“Kami sangat berterima kasih atas bantuan ini, karena di sini sangat sulit mendapatkan air bersih,” ujar salah satu warga, Fatimah (45), yang mengantre untuk mendapatkan air.

Penyaluran air bersih ini bukanlah hal baru bagi Emil. Mantan Bupati Trenggalek itu sudah rutin melakukan hal serupa sejak menjabat, dan kebiasaan tersebut terus diteruskan oleh para relawannya di berbagai titik yang terdampak kekeringan.

“Dari dulu kami di Trenggalek tahu daerah-daerah mana yang sering mengalami kekeringan, terutama di pegunungan. Itu sebabnya, kami rutin menyalurkan air bersih di titik-titik tersebut,” jelas Emil.

Selain memberikan solusi jangka pendek berupa penyaluran air bersih, Emil juga menekankan pentingnya tindakan strategis untuk menghadapi bencana kekeringan ini. Salah satu langkah yang bisa dilakukan, menurutnya, adalah menetapkan status siaga bencana kekeringan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Dengan adanya status siaga, kita bisa menggunakan anggaran Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk dana operasional distribusi air bersih,” ujarnya.

Emil juga menyampaikan solusi inovatif lainnya, yakni dengan memanfaatkan teknologi geolistrik untuk mengidentifikasi potensi sumur dalam di daerah dataran rendah yang terdampak kekeringan.

“Kami sudah bekerja sama dengan Badan Geologi untuk melakukan geolistrik dan hasilnya diberikan bantuan sumur kepada desa-desa yang membutuhkan,” jelas Emil.

Namun, di wilayah yang tidak memiliki potensi sumur dalam, pendistribusian air bersih tetap menjadi solusi utama. Emil menyarankan pemasangan tandon air di setiap RT untuk memastikan penyaluran air bersih berjalan efisien, meskipun keterbatasan anggaran menjadi tantangan yang harus disiasati dengan penyesuaian bertahap.

“Kebijakan ini harus dicicil per daerah sampai merata,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Emil juga mengapresiasi beberapa inisiatif lokal yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi kekeringan.

“Ada yang mengambil inisiatif melakukan geolistrik secara mandiri dan mengajukan pendanaan untuk sumur dalam. Salah satu contohnya di Kecamatan Durenan. Ini langkah yang sangat baik dan perlu diapresiasi,” pungkasnya.(CIA)