Air Keruh Berminyak, DPRD Trenggalek Desak Pemkab Segera Bangun Sumur Dalam di Prambon

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Setelah puluhan tahun menggunakan air sumur keruh, kuning keemasan, berminyak, dan berbau logam karat, warga Dusun Krajan, Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Trenggalek, akhirnya mendapat titik terang. Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, turun langsung ke lokasi dan mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek segera menganggarkan pembangunan sumur dalam bagi warga terdampak.

Hasil Sidak: Air Keruh Akibat Rembesan Sungai, Bukan Limbah

Doding Rahmadi memastikan telah melakukan inspeksi mendadak ke lokasi sumur yang warga gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia menemukan bahwa air keruh yang warga konsumsi selama ini bukan berasal dari limbah industri, melainkan akibat rembesan air sungai yang masuk ke sumur dangkal.

“Kami sudah turun ke lapangan. Ada dua RT di Dusun Krajan, RT 17 dan RT 18, yang air sumurnya keruh dan berminyak. Tapi setelah kami cek, penyebabnya bukan limbah perusahaan, melainkan karena posisi rumah warga berada di tepi sungai,” ujar Doding.

Kondisi geografis membuat air sungai yang keruh mudah merembes ke sumur-sumur dangkal milik warga. Akibatnya, air berbau tak sedap dan tidak layak untuk dikonsumsi.

“Warga bahkan harus mengendapkan air selama dua sampai tiga hari sebelum menggunakannya. Itu pun belum tentu layak minum. Jadi, masalah utamanya memang ketersediaan air bersih,” tambahnya.

DPRD dan Pemkab Sepakati Anggaran Pembangunan Sumur Dalam

Doding menjelaskan bahwa ia langsung membahas hasil sidak tersebut dengan Bupati Trenggalek. Ia menegaskan, DPRD bersama Pemkab sepakat mengalokasikan anggaran untuk membangun sumur dalam di wilayah terdampak.

“Kami sudah bicara dengan Pak Bupati. Aspirasi masyarakat jelas: mereka ingin sumur dalam. Nantinya, kami akan memompa air dari sumur itu dan menyalurkannya ke rumah-rumah warga,” jelas Doding.

Saat ini, warga Dusun Krajan masih mengandalkan tandon air besar bantuan Baznas Trenggalek yang BPBD Trenggalek isi secara berkala. Namun, pasokan air bersih itu belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh warga setiap hari.

Doding menambahkan bahwa warga siap menanggung biaya operasional listrik untuk pompa air sumur dalam nanti.

“Warga sudah menyatakan siap membayar pulsa listrik untuk pompa penyedot air dari sumur dalam. Ini menunjukkan bahwa mereka juga ingin mandiri,” katanya.

Warga Enam Dekade Hidup dengan Air Berlogam

Krisis air bersih di Dusun Krajan sudah berlangsung selama enam dekade. Warga mengaku hidup dengan air sumur yang berwarna kekuningan, berminyak di permukaan, dan berbau logam karat.

Amin, warga RT 16 RW 03, mengatakan sejak kecil ia dan keluarganya sudah terbiasa mandi, mencuci, dan memasak dengan air sumur yang kotor itu.

“Airnya kuning dan berbau logam. Kalau buat nyuci baju putih, warnanya bisa jadi kuning kecokelatan. Kami minum juga dari sumur tetangga, tapi harus diendapkan dulu semalaman,” ungkapnya.

Amin berharap pemerintah segera membangun sumur dalam agar anak-anak di dusunnya tidak lagi tumbuh dengan air yang berpotensi membahayakan kesehatan.

“Kami sudah terlalu lama hidup dengan air seperti ini. Kalau pemerintah bisa bantu membangun sumur dalam, itu bukan cuma proyek, tapi soal martabat manusia,” tegasnya.

Langkah cepat DPRD dan Pemkab Trenggalek untuk menganggarkan pembangunan sumur dalam diharapkan bisa menjadi awal perubahan nyata setelah 60 tahun warga Dusun Krajan hidup dengan air yang kualitasnya buruk.(CIA)

Views: 32