Digitalisasi Dakwah: PCNU Trenggalek Dorong Santri Pondok Kuasai Jurnalistik & Media Sosial

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Dunia pesantren di Kabupaten Trenggalek kini bergerak menuju era digital. Para santri tidak lagi hanya fokus mengaji kitab kuning dan mengikuti sorogan, tetapi juga belajar keterampilan jurnalistik dan pengelolaan media sosial.

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek menggagas program ini untuk mendorong digitalisasi dakwah pesantren agar para santri mampu tampil relevan di tengah arus informasi modern. Puluhan santri dari berbagai pondok pesantren se-Kabupaten Trenggalek mengikuti pelatihan jurnalistik dan media sosial yang PCNU dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Trenggalek selenggarakan di Aula Kementerian Agama (Kemenag) Trenggalek.

PCNU Ajak Santri Menguasai Dunia Digital

Mohammad Abid Dzulfikar, Direktur Media Center PCNU Trenggalek, menjelaskan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Santri Nasional 2025.

“Tujuannya jelas. Kami ingin para santri mampu mengelola media pondok secara profesional, memahami dasar jurnalistik, dan bersikap bijak di dunia maya. Santri tidak cukup hanya cakap mengaji, tetapi juga harus melek media,” tegas Abid, Selasa (28/10/2025).

Abid menilai literasi digital di pesantren sangat penting agar santri mampu mengimbangi derasnya arus informasi. Ia menegaskan bahwa santri harus berperan sebagai penyaring dan penyampai kebenaran di tengah banjir hoaks dan konten negatif yang beredar di internet.

“Kami ingin setiap pondok memiliki persepsi yang sama dalam mengelola media. Ke depan, PCNU akan membentuk forum yang menaungi seluruh tim media pesantren,” jelasnya.

Latihan Kritis: Dari Jurnalistik hingga Videografi

PCNU tidak hanya mengajarkan dasar jurnalistik. Ke depan, mereka juga berencana memperluas pelatihan ke bidang desain grafis, fotografi, dan videografi. Langkah ini bertujuan agar para santri mampu memproduksi konten dakwah yang menarik di berbagai platform digital.

“Kami ingin santri mampu membuat konten yang kreatif dan bermakna. Media pesantren harus bisa bersaing dengan media umum dalam hal kualitas dan daya tarik,” ujar Abid.

Panitia meminta setiap peserta untuk langsung mempraktikkan pembuatan caption berita dan konten kegiatan pondok. Setelah itu, mereka mempresentasikan hasilnya dan mengoreksinya bersama. Melalui cara ini, para santri belajar berpikir kritis, menulis faktual, serta memahami etika publikasi digital.

Santri Antusias Menyongsong Era Disrupsi

Ahmad Sodiq, santri dari Pondok Pesantren Al-Anwar Ngadirenggo, Pogalan, mengaku sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut.

Menurutnya, panitia tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membimbing peserta dengan praktik yang relevan dengan kebutuhan media pondok.

“Saya senang sekali ikut pelatihan ini. Materinya berbobot dan langsung bisa kami terapkan untuk mengelola media pondok, terutama di media sosial,” kata Sodiq.

Ia berharap para santri di pesantrennya bisa lebih aktif mengabarkan kegiatan positif dan nilai-nilai keislaman kepada masyarakat luas.

Pelatihan ini menunjukkan komitmen NU Trenggalek dalam menyiapkan generasi santri yang tangguh di era digital. Para santri kini berperan sebagai komunikator publik yang menyebarkan pesan Islam rahmatan lil ‘alamin melalui media modern dan siap menghadapi tantangan disrupsi informasi.(CIA)

Views: 30