Penjualan Beras Merek Kepala Lele & Fortune Anjlok Drastis di Trenggalek Pasca Indikasi Oplosan

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Penjualan beras bermerek Kepala Lele dan Fortune di Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan tajam dalam sepekan terakhir. Kondisi ini terjadi setelah Kementerian Pertanian RI merilis daftar merek beras yang diduga merupakan produk oplosan.

Dwi Hariani, pemilik Toko Aloha di kawasan kota Trenggalek, mengungkapkan bahwa permintaan terhadap beras merek Fortune turun drastis hingga lebih dari 80 persen.

“Biasanya kami bisa menjual delapan ton per minggu. Tapi setelah ada kabar soal beras oplosan itu, seminggu ini hanya keluar satu ton saja. Sangat jauh turun,” terang Dwi, Jumat (18/07/2025).

Meski belum ditemukan keluhan kualitas dari konsumen secara langsung, persepsi masyarakat terhadap merek yang tercantum dalam daftar temuan Kementerian Pertanian berubah signifikan. Kekhawatiran soal keamanan konsumsi membuat warga enggan membeli merek-merek yang diisukan bermasalah.

Hal serupa juga terjadi pada merek beras Kepala Lele. Sejumlah pedagang di pasar basah Trenggalek menyebut penjualan merek ini ikut tersendat sejak pemberitaan beras oplosan mencuat.

“Pembeli sekarang banyak yang nanya dulu. Begitu tahu mereknya Kepala Lele, langsung mundur. Akhirnya kami kurangi stok,” kata salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya.

Menanggapi fenomena ini, Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskomidag) Kabupaten Trenggalek langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik distribusi. Dari hasil pengecekan, dua merek yang ditemukan di lapangan dan terindikasi dalam daftar temuan Kementan adalah Fortune dan Kepala Lele.

“Betul, dua merek itu kami temukan dan memang masuk dalam daftar yang diungkap Kementerian Pertanian. Tapi sampai sekarang belum ada perintah resmi untuk menarik barang dari pasaran,” jelas Kepala Diskomidag Trenggalek, Saniran.

Saniran menambahkan, masyarakat kini cenderung beralih ke merek lain yang tidak masuk dalam daftar beras bermasalah, salah satunya beras cap Koi. Merek ini justru mengalami lonjakan permintaan dalam beberapa hari terakhir.

“Sekarang justru banyak yang cari cap Koi. Dua hari saja, stok delapan ton langsung habis,” imbuh Dwi Hariani.

Hingga saat ini, Diskomidag masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat. Namun sebagai langkah antisipasi, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan pendataan di lapangan untuk memastikan distribusi beras di Trenggalek tetap aman bagi konsumen.(CIA)

Views: 48