Pagar Nusa Trenggalek Respon Terkait Rencana Pembekuan Kegiatan Pencak Silat

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.id – Ketua Pagar Nusa (PN) Trenggalek tanggapi potensi pembekuan kegiatan pencak silat di Trenggalek. Pembekuan total terhadap kegiatan pencak silat dinilai berpotensi memutus tali budaya yang telah diwariskan oleh leluhur.

Potensi pembekuan kegiatan pencak silat ini muncul pasca insiden pengrusakan Mapolsek Watulimo oleh ratusan massa perguruan silat. Pembekuan sementara itu bertujuan demi menjaga kondusivitas wilayah.

Ketua Pagar Nusa (PN) Trenggalek, Amin Tohari, mengatakan, memahami jika penghentian sementara untuk kegiatan besar atau event insidental, diperlukan demi mencegah kerumunan besar yang berpotensi memicu konflik.

“Pencak silat adalah warisan budaya yang diturunkan dari nenek moyang kita. Langkah pembekuan total justru berisiko menghilangkan semangat pelestarian budaya ini,” ujar Amin Tohari.

Amin menegaskan bahwa kegiatan rutin, seperti latihan harian, sebaiknya tetap dilaksanakan karena memiliki peran strategis dalam membangun karakter dan menjaga stabilitas emosi anggota.

“Kalau kegiatan rutin, seperti latihan, ditiadakan, justru emosional anggota bisa lebih mudah terpancing. Ini yang harus kita jaga bersama,” tambahnya.

Amin menilai, pembatasan kegiatan berskala besar dapat menjadi solusi sementara hingga situasi kembali kondusif. Namun, menghentikan seluruh aktivitas pencak silat bukanlah langkah yang tepat. Ia mengingatkan bahwa pencak silat tidak hanya sekadar olahraga bela diri, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya masyarakat Trenggalek.

“Pencak silat ini bukan sekadar aktivitas fisik, tapi juga sarana menjaga nilai-nilai kebangsaan dan spiritualitas. Kalau ditiadakan sepenuhnya, kita justru kehilangan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda,” tegasnya.

Selain itu, Amin juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama menjaga keamanan dan ketertiban. Ia berharap semua pihak dapat menahan diri dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah masyarakat.

“Keamanan dan ketertiban adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita jadikan pencak silat sebagai alat untuk mempererat persatuan, bukan sebaliknya,” pungkas Amin.

Dengan semangat pelestarian budaya dan kolaborasi, Amin berharap konflik yang sempat terjadi dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

“Dengan semangat kerukunan, warisan leluhur ini bisa tetap terjaga tanpa mengorbankan stabilitas sosial di Trenggalek,” pungkasnya. (CIA)

Views: 2