Trenggalek Siapkan 217 Jemaah Cadangan Calon Haji 2026, Tes Ketat Kesehatan Bergulir

oleh
oleh

TRENGGALEK, bioztv.idKantor Kementerian Haji dan Umroh Kabupaten Trenggalek bergerak cepat mengoptimalkan kuota haji tahun 2026 melalui jalur jemaah cadangan. Kementerian Haji mengambil langkah ini karena progres pelunasan biaya haji reguler masih bertahan di angka 50 persen, ditambah penerapan syarat istithaah kesehatan yang semakin ketat.

Kepala Kantor Kementerian Haji dan Umroh Kabupaten Trenggalek, Subkan Hamzah, memastikan pihaknya mulai mengaktifkan jemaah cadangan sejak Jumat (19/12/2025). Kemenag langsung mengirim data jemaah cadangan ke Dinas Kesehatan untuk menjalani pemeriksaan medis awal.

“Hari ini kami mengirim data jemaah cadangan ke Dinkes. Dengan begitu, ketika ada jemaah reguler tidak melunasi atau tidak lolos kesehatan, jemaah cadangan bisa langsung mengisi kuota kosong,” ujar Subkan.

217 Jemaah Cadangan Wajib Siap Mental dan Fisik

Untuk musim haji 2026, Kantor Kementerian haji dan Umroh Trenggalek menyiapkan 217 calon jemaah haji cadangan. Namun, Subkan menegaskan seluruh jemaah tetap harus menjalani verifikasi data dan pemeriksaan kesehatan secara ketat sebelum mendapatkan kepastian berangkat.

Menurutnya, status jemaah cadangan menuntut kesiapan mental yang tinggi. Ia pun menyampaikan pesan khusus kepada para calon jemaah yang berada di daftar cadangan.

“Jemaah cadangan harus siap dengan tiga kemungkinan: siap berangkat kapan saja, siap jika akhirnya tidak berangkat, dan siap berangkat bersama siapa pun yang ditetapkan sebagai pasangan kloter,” tegasnya.

Pelunasan Masih Tertahan di Angka 50 Persen

Hingga saat ini, progres pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) di Trenggalek masih berjalan lambat. Dari total 491 calon jemaah, tim medis baru menyatakan 271 orang memenuhi syarat istithaah kesehatan. Dari jumlah tersebut, 205 jemaah telah menyelesaikan pelunasan biaya haji.

Subkan menilai pengetatan pemeriksaan kesehatan menjadi faktor utama yang memengaruhi lambannya pelunasan. Pemerintah kini tidak lagi menitikberatkan aspek administrasi semata, tetapi benar-benar memastikan kesiapan fisik jemaah sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Dua Jemaah Gagal Berangkat karena Penyakit Berat

Hasil verifikasi medis terbaru menunjukkan dua calon jemaah haji asal Trenggalek gagal memenuhi syarat istithaah kesehatan. Tim medis menemukan penyakit demensia dan gangguan jantung berat (koroner) sebagai faktor utama yang menghambat kelayakan keberangkatan.

“Penyakit seperti diabetes atau gangguan jantung ringan masih bisa kita kendalikan lewat pengobatan rutin. Tetapi demensia atau koroner berat sangat sulit kita pulihkan dalam waktu singkat untuk memenuhi syarat keberangkatan haji,” jelas Subkan.

Istithaah Ketat untuk Lindungi Jemaah

Subkan menegaskan bahwa kebijakan pengetatan kesehatan bertujuan melindungi jemaah dari risiko yang lebih besar. Pemerintah ingin mencegah kejadian pemulangan paksa oleh otoritas Arab Saudi akibat temuan medis saat pemeriksaan acak di Tanah Suci.

“Kami tidak ingin jemaah sudah sampai di Arab Saudi lalu dipulangkan karena tidak layak kesehatan. Selain merugikan jemaah, hal itu juga bisa mencoreng kepercayaan pemerintah Arab Saudi terhadap sistem seleksi kesehatan haji Indonesia,” pungkasnya.

Kementerian haji dan Umroh Trenggalek kini mendorong seluruh jemaah cadangan segera menyelesaikan pemeriksaan kesehatan agar mereka benar-benar siap berangkat ketika kuota kosong tersedia.(CIA)

Views: 39