Model Selalu Limited Edition, Sepatu Rajut Buatan Warga Trenggalek Jadi Pilihan Lifestyle Kekinian

oleh
oleh
Model Selalu Limited Edition, Sepatu Rajut Buatan Warga Trenggalek Jadi Pilihan Lifestyle Kekinian
Model Selalu Limited Edition, Sepatu Rajut Buatan Warga Trenggalek Jadi Pilihan Lifestyle Kekinian

TRENGGALEK, bioztv.id – Dinilai unik lantaran model selalu limited edition, sepatu rajut buatan warga Trenggalek jadi pilihan lifestyle kekinian. Sepatu rajut ini 100% dibuat menggunakan tangan atau hand made. Sehingga satu jenis model motif hanya untuk sepasang sepatu saja. Tak heran jika sepatu ini diburu penggemar dari berbagai kota.

Proses pembuatan sepatu rajut ini hampir sama dengan proses membuat kerajinan rajut pada umumnya. baik rejut dompet, tas, shal, maupun kerajinan yang lain. Seperti yang ditekuni oleh Triana Ratnaningsih warga Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu, kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ini. Ia tampak cekatan memainkan jari-jari di antara benang polyester demi menciptakan motif sepasang sepatu, Awalnya,  sepatu-sepatu itu dibikin untuk koleksi pribadi, namun setelah diposting di media sosial,  ternyata sepatu-sepatu unik itu justru digemari oleh banyak orang.

Pengrajin sepatu rajut, Triana Ratnaningsih menyampaikan, sepatu rajut punya beberapa keunggulan dibanding sepatu buatan pabrik, Salah satunya, sepatu ini dianggap ekslusif,  karena sau model motif hanya untuk satu pasang sepatu saja. Pasalnya, sepatu rajut ini sepenuhnya dikerjakan menggunakan tangan tanpa bantuan mesin sama sekali. Untuk menyelesaikan satu pasang sepatu rajut bisa dilakukan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam,  namun di hari biasa pengerjakan sepatu membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari. Dari hasil karyanya ini, Triana membandrol harga mulai dari Rp 175 ribu hingga Rp 350 ribu per pasang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Berawal dari sekedar buat koleksi pribadi, sepatu rajut buatan warga Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu, kabupaten Trenggalek, jawa Timur justru laku keras diburu penggemar dari luar kota. Ide membuat sepatu rajut ini berawal sejak Tahun 2020 lalu. Yakni, saat awal awal masa pandemi Covid-19.