Proses pembelajaran tatap muka pelajar tingkat sekolah dasar (SD), Sekolah di Kabupaten Trenggalek terapkan sistem shifting. Dalam setiap harinya proses pembelajaran dilakukan dalam 2 shift. Sementara itu dalam satu minggu, proses pembelajaran hanya dilakukan selama 3 hari saja. Sisanya dilakukan secara daring.

Moment

Terapkan Sistem Shifting, Seperti Inilah Potret Pembelajaran Tatap Muka Siswa SD di Trenggalek

By bioz tv

October 07, 2021

TRENGGALEK, bioztv.id –  Proses pembelajaran tatap muka pelajar tingkat sekolah dasar (SD), Sekolah di Kabupaten Trenggalek terapkan sistem shifting. Dalam setiap harinya proses pembelajaran dilakukan dalam 2 shift. Sementara itu dalam satu minggu, proses pembelajaran hanya dilakukan selama 3 hari saja. Sisanya dilakukan secara daring.  

Mengacu keterangan salah satu guru di SDN 2 Surodakan Kabupaten Trenggalek, proses pembelajaran tatap muka sekolah tempatnya mengajar, saat ini sudah menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga siswa dan pihak sekolah agar terlindungi dari paparan covid-19. Sebelum masuk sekolah, siswa diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan. Setelah itu dilakukan pengecekan  suhu tubuh,  kemudian di masing masing kelas sudah ada guru yang memeandu siswa agar langsung masuk ke kelas dan menempati tempat duduk masing masing.

Lebih lanjut Guru SD Negeri 2 Surodakan, Arif Winarno menyampaikan, Untuk proses pembelajaran tatap muka ditengah Pandemi Covid-19 ini,  SDN 2 Surodakan menerapkan dua kali shift,  tiap shift berdurasi 3 jam pembelajaran. Jadi tidak ada istirahat,  setelah selesai mengikuti pembelajaran, siswa langsung pulang. Shift satu dimulai pukul 07.30 sampai pukul 09.15, sedangkan shift kedua Pukul 10.15 sampai pukul 12.00. Sehingga  ada jeda satu jam untuk waktu pulang dan menunggu kedatangan dari shift 1 ke Shift 2.

Arif juga menambahkan, di SDN 2 Surodakan ini, total siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka dari kelas 1 sampai 6 ada 19 rombel. Sementara itu untuk kelasnya juga dibagi 2,  kelas 1 sampai kelas 3 masuk 3 hari dilanjut daring. Kemudian kelas 4 sampai kelas 6 juga berlaku sama. Hal tersebut dimaksudkan agar penerapan protokol kesehatan bisa lebih maksimal. Pasalnya,  jumlah guru yang ada juga cukup terbatas, sehingga dengan sistem ini akan mempermudah guru dalam proses pemantauan langsung penerapan protokol kesehatan selama penerapan pembelajaran tatap muka.