Rencana Pembangunan Bendungan Kedua Di Trenggalek, Ditolak Warga Semurup

oleh
oleh

TRENGGALEK – bioz.tv – Rencana Pembangunan Bendungan ke dua di Kabupaten Trenggalek, yang akan di bangun di Dusun Winong Desa Semurup Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek Jawa Timur,  mendapat penolakan dari warga yang terdampak. Penolakan ini dilakukan Karena pembangunan bendungan bagong, dinilai justru akan merugikan masyarakat setempat.

Penolakan Bendungan oleh ratusan warga yang  terdampak pembangunan bendungan bagong ini, sengaja dilakukan warga karena dinilai akan merusak ekosistem dan merugikan warga setempat, pasalnya, di kawasan ini, sedikitnya ada 125 lahan produktif  berupa sawah, yang akan hilang dan tenggelam akibat pembangunan bendungan ini. terlebih area persawahan di kawasan ini merupakan salah satu lumbung padi bagi warga, apabila sawah ini tenggelam, di pastikan warga akan kehilangan lahan yang menjadi sumber pangan  mereka. dengan hilangnya lahan tersebut, di  khawatirkan warga, justru akan menumbuhkan kantong kantong kemiskinan baru di daerahnya.

Sedikitnya ada 164 KK atau sekitar 600 jiwa dari dua desa yang akan terdampak dalam pembangunan bendungan bagong ini,  yaitu 133 kk warga desa semurup dan 31 kk warga desa sengon. Untuk melampiaskan penolakannya terhadap rencana pembangunan bendungan di daerahnya ini, sejumlah warga menuliskan penolakannya pada banner besar sebagai wujud protesnya, selain itu sejumlah warga mengaku akan melakukan hearing ke kantor DPRD Trenggalek untuk menyampaikan aspirasinya ini.

Berdasarkan pengakuan Kateni, yang merupakan salah satu tokoh masyarakat setempat, Penolakan yang dilakukan ini bukan berarti menolak sepenuhnya rencana pembangunan bendungan, pasalnya warga tidak akan menolak pembangunan bendungan jika lokasinya di pindahkan ke lokasi opsi dua, yaitu di sebelah atas dari lokasi awal yang ditolak ini. Terlebih Jika pembangunan bendungan ini di pindahkan ke lokasi opsi dua, tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat, karena lokasi tersebut berada di lahan perhutani dan jauh dari pemukiman warga.

Menanggapai gejolak warga ini, SENO, Kepala Desa semurup menerangkan, Gejolak pro dan kontra rencana pembangunan bendungan ini dinilai wajar wajar saja, meski demikian pihaknya menilai masih banyak warga yang setuju dari pada pihak yang tidak setuju. Sementara itu terkait Pemilihan lokasi di Opsi pertama ini sengaja dilakukan, karena sudah dilakukan kajian dari team ahli, dan disitulah lokasi yang dinilai paling layak untuk bendungan, Terlebih di tempat ini merupakan tempat berkumpulnya beberapa aliran sungai dari kawasan kecamatan bendungan.

Mengingat adanya penolakan dari beberapa masyarakat yang terdampak, pihak desa setempat mengaku tidak bisa berbuat banyak, Pemerintah desa hanya bisa melakukan  koordinasi dengan pemerintah kecamatan maupaun pemerintah kabupaten untuk menentukan langkah lebih lanjut.

https://youtu.be/BDZ3LQwzvvY